Cerbung Tanah jajahan (Part 1)
Suara deru peluru menggema memecah kesunyian fajar. Matahari belum juga terbit dari ufuk timur. Tapi suara berisik selongsongan peluru telah mendera tanah itu. Kaum lelaki dan para pemuda telah siap di garis depan. Tak lagi ada rasa percaya dan sungkan. Karena mereka telah dihianati oleh para pembual dan pengadu domba. Mereka lebih rela mati daripada harus merasakan sakitnya jadi budak ditanah sendiri. Di sisi lain, mereka berharap selamat dari jemputan malaikat maut. Walaupun sepertinya tak ada jaminan mereka bisa tetap hidup. Dahulu, mereka hidup damai. Damai hingga bisa bangun tidur merasa ingin tidur lagi. Pekerjaan seperti membajak sawah serta berdagang masih aman-aman saja. Sampai pada suatu hari datanglah rombongan kapal - kapal besar yang dilayari oleh manusia kulit putih. Mereka bukan ingin menjajah juga bukan ingin merampok. Mereka punya tujuan lain yaitu berdagang.